Wednesday, October 31, 2012

Did you know? | Badai Sandy: Badai 'Super' dan Perubahan Iklim

You can start building your referral downline right now and earn real cash from day one! Click on 'Sign Up' to get your unique referral link and get free $10.00 for 'Sign Up'!!

TOPSHOTS / AFP PHOTO/Stan HONDAGelombang besar menghantam sebuah dermaga di Atlantic City, New Jersey,
Senin (29/10/2012), menjelang kedatangan Badai Sandy. Gelombang yang dipicu
badaitelah mencapai daratan dan air pun membanjiri wilayah permukiman di
sekitarnya.Pemerintah di wilayah-wilayah yang menjadi jalur badai memperingatkan
warganya bahwa bahaya badai tersebut "tidak bisa diperkirakan"
dan memerintahkan  warga masing-masing, dari wilayah New England sampai
North Carolina, untuk mengungsi ke tempat-tempat yang telah
disediakan pemerintah.

Did you know? | NEW JERSEY — Badai Sandy yang kini menghantam wilayah Amerika Serikat dikatakan tak biasa dan menjadi badai terbesar di AS dalam 100 tahun. Besarnya badai membuat beberapa pihak berpikir bahwa besarnya badai Sandy adalah dampak dari perubahan iklim. Benarkah?


David Robinson dari Rutgers University seperti diberitakan Livescience, Senin (29/10/2012), mengatakan, terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa badai Sandy yang mulai terbentuk 22 Oktober 2012 di Karibia itu adalah dampak perubahan iklim.

Namun, Kevin Trenberth dari National Center for Atmospheric Research mengungkapkan, menghubungkan antara besarnya badai Sandy dan perubahan iklim cukup beralasan. Perubahan kondisi lingkungan memang memicu terbentuknya lebih banyak badai besar.

Siklon tropis atau badai terbentuk di wilayah tropis akibat panas di dekat permukaan laut. Diketahui, suhu laut meningkat 0,5 derajat celsius sejak seabad terakhir. Kenaikan suhu air laut meningkatkan kemungkinan pembentukan badai tropis.

Publikasi pada bulan September 2012 juga menunjukkan bahwa badai tropis yang terbentuk saat ini bergerak lebih cepat dari badai tropis 25 tahun lalu. Badai dapat mencapai kecepatan 208 km per jam, 9 jam lebih awal dari biasanya.

Trenberth mengatakan, dengan suhu air laut yang lebih hangat, kelembaban udara di lautan 4 persen lebih tinggi. Hal ini juga memicu terbentuknya badai tropis lebih banyak dari biasanya.

Trenberth pun mengatakan, ada tanda bahwa badai dengan kategori 3 atau di atasnya meningkat makin sering. Meski demikian, hal tersebut bisa terjadi karena variasi dari tahun ke tahun akibat El Nino.

Robinson mengungkapkan, belum bisa disimpulkan apakah badai Sandy terkait perubahan iklim. Namun, bahwa perubahan iklim dapat berkontribusi pada semakin besarnya dampak bencana tak dapat dielakkan.


Sumber: Kompas

0 komentar:

Komentari,,,